Saat ini dunia Film Indonesia mencoba bangkit dengan menghasilkan film dengan cerita yang bertemakan kehidupan. Era film bertema setan/hantu sepertinya sudah usai.
Seperti halnya sutradara baru "Salman Aristo" yang mencoba menyampaikan pesan kepada masyarakat akan kondisi yang terjadi di ibukota. Yahh.. itulah "Jakarta Magrib". Selain itu ada pula "The Tarix Jabrix 3" yang mencoba menghilangkan image genk motor yang identik dengan kekerasan. Adapula film bertema percintaan yang tak kalah menarik yaitu "Dalam Mihrab Cinta" dan "Purple Love".
1. Jakarta Magrib
Seperti halnya sutradara baru "Salman Aristo" yang mencoba menyampaikan pesan kepada masyarakat akan kondisi yang terjadi di ibukota. Yahh.. itulah "Jakarta Magrib". Selain itu ada pula "The Tarix Jabrix 3" yang mencoba menghilangkan image genk motor yang identik dengan kekerasan. Adapula film bertema percintaan yang tak kalah menarik yaitu "Dalam Mihrab Cinta" dan "Purple Love".
1. Jakarta Magrib
Resensi - Film Jakarta Maghrib merangkum “Maghrib” sebagai waktu spesial yang
telah lama menebar berbagai anggapan ke tengah masyarakat. Ia berusaha
menangkap maghrib bukan saja sebagai fenomena relijius tetapi sebagai
bagian yang khas dari masyarakat urban Jakarta, lalu menyusunnya kedalam
lima tautan cerita sebagai strategi penyampaian narasinya.
2. The Tarix Jabrix 3
Resensi - The Tarix Jabrix mendapat tantangan terbesar dalam hidup mereka. Setelah
gagal menjadi pahlawan saat menyelamatkan sebuah Panti dari kebakaran,
CACING (Tria Changcut) yang bekerja di perusahaan asuransi diminta
atasannya untuk bernegosiasi dengan musuh lama mereka, geng motor ROAD
DEVILS supaya tidak membuat kerusuhan lagi di Bandung yang sudah
memakan banyak korban, dan tagihan klaim asuransi yang menumpuk. Cacing
langsung menyanggupi, dan para sahabatnya, DADANG (Erick Changcut),
MULDER (Dipa Changcut), CIKO (Alda Changcut) dan COKI (Qibil Changcut)
ikut menemani Cacing pulang ke Bandung. Mulder yang mendapat posisi
sebagai wakil direktur di perusahaan papinya, memutuskan mundur karena
merasa papinya bekerjasama dengan orang asing untuk mengeksploit
Indonesia
3. Purple Love
Resensi - Di Film Purple Love ini Ungu bukan sebagai band, karena
personel Ungu akan memerankan karakter lain. menurut berita film ini
sudah digagas sejak 2 tahun yang lalu, hanya saja dulu mereka belum
menemukan jalan cerita yang pas dengan karakter anak band. Untungnya
seorang penulis bernama Cassandra muncul dengan skenario bercorak pop.
4. Dalam Mihrab Cinta
5. Get Married 3
0komentar:
Post a Comment